Kehidupan di Bani Sa'ad

Kehidupan di Bani Sa'ad
Selain ibunya, Rasulullah SAW disusukan oleh Tsuwaibah; budak Abu Lahab. Kemudian, -sebegaimana adat kebiasaan masyarakat perkotaan pada waktu itu- Ibunya mencari wanita perdesaan untuk menyusui putranya. Maka terpilihlah seorang wanita yang bernama Halimah binti Abi Dzu'aib dari suku Sa'ad bin Bakr, yang kemudian lebih dikenal dengan panggilan Halima as-Sa'diyah.
Sesungguhnya atas kehendak Allah jualah, hingga Halimah as-Sa'diyah menyusui Rasulullah SAW ketika kecilnya. Sebab ketika pertama kalinya ditawarkan untuk menyusuinya, dia terasa enggan menerimanya, karena Rasulullah SAW anak yatim yang tidak dapat diharapkan imbalan materi yang layak darinya. Tetapi, ketika tidak dapat diharapkan lagi bayi yang lain untuk disusui, maka diapun menerima bayi Muhammad untuk disusui di perkampunyan Bani Sa'ad.
Ternyata dia tidak salah pilih, karena yang dia susui telah Allah persiapkan menjadi manusia yang paling agung di muka bumi ini yang akan membawa jalan terang bagi umatnya yang beriman. Maka wajar, setelah itu kehidupan Halimah as-Sa'diyah penuh dengan keberkahan.
Demikianlah, 5 tahun pertama kehidupan Rasulullah SAW, dia lalai di daerah pekampunyan dengan kehidupan yang masih asri dan udara segar di  lembah Bani Sa'ad. Hal tersebut tentu saja banyak berpengaruh bagi pertumbuhan Rasulullah SAW, baik secar fisik maupun kejiwaan.

Peristiwa Pembelahan Dada (Syaqqus Shadr)
Pada saat Rasulullah berusia 5 tahun, dan saat beliau masih dalam perawatan Halimah as-Sa'diyah di perkampungan Bani Sa'ad, terjadilah peristiwa besar  yang sekaligus menunjukkan tanda kenabian kelak. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah pembelahan dada (Saqqus Shadr).
Suatu hari, ketika Rasulullah SAW bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba dating malaikat Jibril menghampiri dan menyergapnya. Lalu dia dibaringkan, kemudia dadanya dibelah, lalu hatinya diambil selanjutnya dikeluarkan segumpal daran darinya seraya berkata: "Inilah bagian syetan yang ada padamu". Kemudian hati tersebut dicuci di bejana emas dengan air zamzam, setelah itu dikembalian ke tempat semula.
Sementara itu, teman-teman sepermainannya melaporkan kejadian tersebut kepada Halimah seraya berkata: "Muhammad dibunuh... Muhammad dibunuh". Maka mereka bergegas menghampiri tempat Rasulullah semula, disana mereka mendapatkan Rasulullah SAW dalam keadaan pucat pasi.
Setelah kejadian itu, halimah sangat khawatir terhadap keselamatan Muhammad kesil SAW. Akhirnya tak lama setelah itu, dia memutuskan untuk memungkannya kepada ibunya di kota Mekkah. Maka berangkatlah Halimah ke Mekkah dan dengan berat hati dikembalikannya Rasulullah SAW kepada ibunya.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Pasawahan

Sejarah Situ Buleud

BLEDUGAN SPIRTUS