Hukumnya Mendoakan Jenazah

BERJAYALAH SELAMANYA I’TIQOD AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH SAMPAI AKHIR ZAMAN,INSYA ALLAH.....!!

بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ
الحمد لله الدي هدانا لهذا وماكنا لنهتدي لولا أن هدانا الله والصـلاة والسلام ‌علي سيد نا محمد ر سو ل الله وعلي ا اله وا صحا به ومن تبعه
(أما بعد)


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, shalawat salam semoga senantiasa tercurah selamanya kepada baginda alam nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sohabat, dan kita semua .... amiin!

Seiring dengan banyaknya permasalahan yang beredar ditengah masyarakat berkenan dengan fatwa yang disampaikan oleh beberapa mubaligh, bahwa menhadiahkan pahala do’a, tahlil, bacaan Al-Qur’an, talqin dan lain sebagainya kepada orang yang meninggal adalah tidak berfaedah (tidak akan sampai pahalanya kepada orang yang meninggal) bahkan ada yang memfatwakan lebih ekstrim lagi, bahwa perbuatan tersebut bid’ah karena tidak ada dalilnya berkenaan dengan fenomena tersebut, kami memandang perlu untuk membuat rujukan. Dengan maksud, hanya sekedar memberi pandangan dan penguatan kepada ikhwanul muslimin yang biasa melakukan perbuatan diatas, bahwa fatwa tersebut terlalu berlebihan. Melalui tulisan ini, kami sampaikan beberapa dalil yang berkenaan dengan perbuatan yang biasa kita lakukan seperti hadiah, tahlil, dan bacaan bacaan lain bagi mayit. Semoga bermanfaat!

HAKIKAT HADIAH

Hadiah menurut kamus bahasa Indonesia adalah pemberian atas penghargaan. Sementara menghadiahkan berarti memberikan sesuatu sebagai hadiah. Pertanyaannya sekarang, apakah boleh menghadiahkan sesuatu baik do’a maupun amalan lainnya kepada orang yang sudah meninggal dunia?
Jawabannya, boleh. Dengan keutamaan (fadhal) Allah amalan tersebut akan sampai kepada mereka yang sudah meninggal dunia. Adapun rujukan dalilnya seperti tersebut di bawah ini....

DALIL PERTAMA
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7 :

فمن يعمل مثقال درة خيرا يرة (الزلزله :٧٠)
Artinya : barang siapa yang mengerjakan kebajikan sebesar dzarrah pun niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Firman Allah tersebut di atas bersifat umum, maka kebaikan apa saja yang dilakukan oleh setiap orang akan di balas dan di pahala oleh Allah. Begitu juga pahala itu bisa di hadiahkan kepada orang lain yang sudah meninggal. Sebagaimana mufasir terkenal syekh Alaudin Ali bin Muhammad Al-Baghdadi menjelaskan di dalam tafsirnya.

Tafsir khozin juz ke6 hal 223 :
على ان الصد قه عن الميت تنفع ويصله ثوابها هدااحماع
العلماء وكدالك اجمعو اعلى صول الد عاءوقضاءالدينا للنصوص
الوارد٥ فى دالك

Artinya : sesungguhnya shodaqoh kepada mayyit itu bermanfaat dan akan sampai pahala shadaqoh itu kepada mayit. Hal ini merupakan kesepakatan para ulama. Begitu pula para ulama bersepakat, atas sampainya pahala do’a dan pelunasan hutang bagi mayyit berdasarkan nash-nash yang datang mengenai hal itu.

DALIL KE DUA
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 10 :
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ (الحشر:١٠)

Artinya : dan orang-orang yang datang sesudah mereka (mujahirin dan anshor), mereka berdo’a:”Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami......
Ayat tersebut diatas, menjelaskan generasi orang yang lahir setelah kaum Muhajirin dan Anshor. Mereka berdo’a memohon ampun bagi kaum-kaumnya terdahulu yang telah tiada. Hal ini membuktikan bahwa dzikir dan do’a orang hidup akan sampai kepada orang yang telah meninggal.

DALIL KE TIGA
Sabda Rasulullah SAW.
اقرءوايس على موتاكم (رواه ابودود وابن ماجه)
Artinya : bacalah oleh kamu sekalian surat Yaasin atas orang mati di antara kamu (diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah)

Dan hadis yang diriwaaytkan oleh Imam Ahmad

يس قلب القران لايقروهارجل يريد الله تعالىوالوارالاخيره الاغفرالله له، واقرءوهاعلىموتاكم

Artinya : surat Yaasin adalah jantungnya Al-Qur’an, tidaklah seseorang membacanya dengan mengharapkan Allah SWT dan akhirat, kecuali Allah mengampuni orang tersebut, dan bacalah surat Yaasin itu atas orang yang meninggal diantara kamu.
Tidaklah semata-mata Nabi memerintahkan kita untuk membaca surat Yaasin bagi orang yang meninggal, kecuali beliau meyakinkan bahwa bacaan dan do’a orang hidup akan sampai kepada orang yang sudah meninggal.

DALIL KE EMPAT
Terdapat dalam kitab Tadzkiratul Qurtubi (القرطبى)Hal 26
قال رسول الله صل الله عليه وسلم
الميت فى قبره كاالغريق المغوت ينتظردعوه تلحقه من ابيه ٥
اومن اخيه ومن صديق له.فادالحقته ‍‌‍‍‍ك‌‍‌‍‌‌‌‌‌‌‍ نت احب اليه من الدنيا ومافيهاوان هداياالاحياءالاموات االدعاءوالاستقار

Artinya : Rasulullah SAW berkata : mayit itu di dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang membutuhkan pertolongan, dia menunggu do’a yang menyusul dari bapak, atau saudara atau teman karibnya. Apabila do’a itu menyusul padanya, maka lebih disukai abginya dari pada dunia dan seisinya. Dan sesungguhnya hadiah orang hidup yang sudah mati adalah do’a dan istighfar.

DALIL KE LIMA
Said bakri syatha dalam kitab I’anatut tholibin hal 143 menjelaskan

عن الامام الاحمد بن حنبل ضي الله عنه يقول:
ادادخلتم المقابرفاقرءوافاتحه الكتاب والمعوذتين واجعلواثوب دلك لاهل المقابرفانه يصل اليهم.فاالاختياران يقول القارى

Artinya : Dari imam Ahmad bin Hanbal R.A. berkata : apabila kamu masuk pekuburan, maka bacalah sura Fatihah dan 2 (dua) surat perlindungan (surat An-Naas dan surat Al-Falaq) jadikanlah pahala bacaan itu untuk ahli kubur, maka sesungguhnya pahala itu akan sampai kepadanya. Pilihlah do’a yang bisa diucapkan pembaca setelah selesai bacaan tersebut adalah”ya Allah, sampaikanlah pahala apa yang aku baca kepada fulan bin fulan ....”


KESIMPULAN DAN HIMBAUAN

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa menghadiahkan do’a, tahlil dan sejenisnya bagi orang yang telah meninggal hukumnya boleh, bahkan dianjurkan oleh syariat agama. Maka dari kesimpulan ini, kami menghimbau kepada segenap kaum muslimin sebagai berikut :
1. Bagi kaum muslimin-muslimat yang biasa melakukan kegiatan tersebut agar terus dilanjutkan, jangan ada keraguan sedikitpun karena dasarnya juga jelas.
2. Bagi kaum muslimin-muslimat yang menganggap kegiatan tersebut tidak bermanfaat bahkan memandang bid’ah dimohon untuk menjaga toleransi, tidak menyerang saudara-saudara kita yang berkeyakinan hal itu bermanfaat. Sehingga tidak tercipta disintegrasi di kalangan umant.
Demikian sekilas pencerahan ini kami sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Nashrum minallah wafathun qoriib, wabasy syiril mu’minin (wallahu a’lam bis showab)

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Pasawahan

Sejarah Situ Buleud

BLEDUGAN SPIRTUS